Minggu, 09 Juni 2013

asal usul makanan khas ini

Pada jaman dahulu kala, di pulau Sulawesi hiduplah seorang raja yang sangat berkuasa. Sang raja selain dikenal berkuasa juga terkenal sangat kejam dan sadis. Dia memimpin kerajaannya dengan tangan besi dan darah dingin. Tak ada seorangpun yang berani melawan perintahnya, bila berani maka hukuman cambuk atau pancung balasannya.
Raja ini punya satu kebiasaan, dia rupanya senang sekali menyantap pisang. Setiap hari, saat bangun tidur sang raja akan mencari buah pisang sebagai makanan yang pertama kali dia santap. Sebagai seorang raja dia tentu saja punya tukang masak pribadi, diantara tukang masaknya itu ada seorang lelaki tampan yang bernama Ijo. Lelaki ini adalah tukang masak andalan kerajaan, sebenarnya dia sangat tidak suka melayani sang raja yang kejam dan bengis, namun dia tak berani untuk melawan.
Suatu hari si Ijo sedang terkena musibah. Entah kenapa, hari itu masakannya tiba-tiba menjadi sangat tidak enak dan memuakkan. Walhasil, raja yang memang terkenal gampang naik pitam akhirnya memutuskan si Ijo diseret ke tempat pemancungan. Hanya gara-gara sepele sebenarnya, tapi itulah tabiat jelek sang raja. Ijo berusaha menyelamatkan nyawanya, dia memutar otak dan mencari jalan agar bisa bebas dari hukuman sang raja. Karena tahu kalau sang raja sangat menggemari pisang, Ijo menawarkan kepada raja sebuah resep masakan berbahan dasar pisang yang menurutnya akan mampu membuat sang raja luluh. Penasaran, sang raja memberi waktu setengah hari bagi untuk membuat makanan yang dimaksud.
Ijo yang sebenarnya tidak punya ide menjadi bingung, dengan segenap perasaan dan pengharapan dia berhasil membuat sebuah hidangan dari pisang yang dibungkus kulit tipis dari tepung serupa kulit dadar dengan tambahan saus berbentuk fla yang rasanya manis.
Dengan hati berdebar, Ijo menyodorkan makanan baru buatannya dengan harapan sang raja menyukainya. Debaran jantung Ijo serentak berganti dengan lonjakan penuh kegembiraan ketika di luar dugaan sang raja sangat menyukai makanan hasil kreasinya. Saking sukanya, sang raja kemudian memutuskan bahwa makanan baru itu dinamakan PISANG IJO dan menjadi makanan resmi kerajaan. Ijo pun selamat dari maut. Hal yang paling menggembirakan bagi Ijo dan seluruh rakyat kerajaan adalah kenyataan bahwa setelah itu sang raja berubah menjadi raja yang lemah lembut, rupanya PISANG IJO yang dibuat dengan penuh perasaan dan harapan itu mampu memikat hati sang raja, kelembutan saus PISANG IJO turut melembutkan hati sang raja yang sebelumnya keras dan membatu. Semenjak itu, kerajaan hidup dalam ketenangan dan kemakmuran. PISANG IJO pun kemudian menjadi makanan khas kerajaan tersebut dan bertahan hingga kini.
(Cerita di atas adalah legenda bohong-bohongan tentang PISANG IJO. Asli bohong, karena itu semata-mata adalah rekaan saya saja, beberapa menit sebelum saya menuliskan cerita ini. Maaf untuk para pembaca sekalian..
Sejujurnya, saya tidak pernah tahu asal muasal cerita tentang PISANG IJO ini. Yang saya tahu adalah bahwa PISANG IJO ini adalah salah satu makanan khas Sulawesi Selatan yang juga identik dengan bulan puasa. Kalau menilik namanya, saya curiga makanan ini datangnya justru dari Jawa, analisa sederhana saya adalah bahwa tidak mungkin sebuah makanan khas SulSel (Bugis-Makassar) diberi nama PISANG IJO karena dalam bahasa Makassar pisang disebut UNTI dan IJO (hijau) adalah Moncombulo. Jadi kalau memang makanan ini khas Makassar, harusnya namanya jadi UNTI MONCOMBULO, sama seperti kue Nagasari yang berubah menjadi ROKO’-ROKO’ UNTI (Bungkus-bungkus pisang-karena bahan dasarnya pisang dan ujung-ujungnya dibungkus daun pisang). Atau seperti Pallubutung yang sepertinya memang makanan khas sini dan terciptanya sudah lama. Lagian gaul amat orang dulu mengganti nama Hijau dengan Ijo..?. Sampai saat ini saya belum pernah menemukan kapan dan oleh siapa PISANG IJO ini mulai ditemukan.
Yang jelas, saya sangat menikmati makanan ini dan sudah menjadi menu favorit saya sekeluarga saat berbuka puasa. Boleh dikata, hampir setiap hari PISANG IJO ini menghiasi meja makan di rumah. Entah itu buatan ibu saya sendiri atau dibeli karena ibu tak sempat membuatnya. Harganya pun beraneka ragam. Mulai dari Rp. 1.000 /biji yang dijual di pinggir jalan, hingga Rp. 15.000 /biji yang di jual di rumah makan. Jika pembaca ingin membuatnya sendiri, ini ada resep yg saya dapat. Selamar mencoba.. :D

gambar es pisang ijo


Sabtu, 08 Juni 2013

bahan-bahan dan tata cara membuat es pisang ijo

Es Pisang Hijau

Bahan Dadar:
200 g tepung terigu
25 g tepung beras
25 g tepung kanji
300 ml santan dari 1 butir kelapa
½ sdt garam halus


Air daun suji:
100 ml air
10 lembar daun suji
3 lembar daun pandan

Bahan isi:
6 buah pisang raja, kupas

Bahan Bubur:
100 g tepung beras
1 lt santan dari 1 butir kelapa
1 lembar daun pandan, potong-potong
½ sdt garam halus

Pelengkap:
200 ml syrup rasa coco pandan atau syrup frambozen
200 g agar-agar tawar yang direbus dengan santan dan pewarna merah, potong dadu
250 g serutan es batu

Cara Membuat:
1. Dadar: Tumbuk daun pandan dan daun suji dengan 100 ml air, peras sisihkan airnya.

2. Campur semua bahan dadar, aduk rata. Saring. Panaskan wajan datar anti lengket, tuang satu sendok sayur adonan. Masak hingga matang dan menjadi dadar tipis. Lakukan hingga adonan habis.

3. Ambil satu lembar adonan dadar, isi dengan 1 buah pisang. Gulung dan bungkus hingga pisang tertutup adonan dadar. Bungkus dengan daun pisang. Kukus selama 20 menit atau hingga pisang matang. Angkat, potong-potong. Sisihkan.

4. Bubur: Campur semua bahan bubur, aduk rata. Masak sambil terus diaduk-aduk hingga bubur matang dan tekstur mengental. Angkat. Sisihkan.

5. Penyelesaian: Siapkan mangkuk saji, masukkan bubur, potongan pisang hijau, potongan agar-agar dan es serut.

6. Sesaat sebelum disajikan siram atasnya dengan syrup coco pandan atau syrup frambozen. Hidangkan segera.

Untuk 9 Porsi

Tip: Air daun suji bisa diganti dengan ½ sdt pasta pandan atau 3 tetes pewarna makanan hijau.